cover
Contact Name
Khamami Zada
Contact Email
jurnal.ahkam@uinjkt.ac.id
Phone
+6221-74711537
Journal Mail Official
jurnal.ahkam@uinjkt.ac.id
Editorial Address
Faculty of Sharia & Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda 95 Ciputat Jakarta 15412 Telp. (62-21) 74711537, Faks. (62-21) 7491821 Website:http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/ahkam E-mail: jurnal.ahkam@uinjkt.ac.id
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Ahkam: Jurnal Ilmu Syariah
ISSN : 14124734     EISSN : 24078646     DOI : 10.15408
Core Subject : Religion, Social,
Focus and Scope FOCUS This journal focused on Islamic Studies and present developments through the publication of articles and research reports. SCOPE Ahkam specializes on islamic law, and is intended to communicate original research and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines. Fatwa; Islamic Economic Law; Islamic Family Law; Islamic Legal Administration; Islamic Jurisprudence; Islamic Law and Politics; Islamic Legal and Judicial Education; Comparative Islamic Law; Islamic Law and Gender; Islamic Law and Contemporary Issues; Islamic Law and Society; Islamic Criminal Law
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 1 (2020)" : 8 Documents clear
القيم التربوية في آيات الميراث Mohamed Sharei Abouzeid; Alaelddin Hussein Rahhal
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.14797

Abstract

هذه الدراسة تبرِزُ القيمَ التربوية من آيات الميراث لأهميتها في حياة الناس، حيث نشأت مشكلة من تصوُّر بعض الناس أن تقسيم الميراث فيه ظلم لبعض الفئات وعدم مساواة، فاقتضى تبيين المقاصد الشرعية المتعلقة به، والجواب عن التساؤل المتوقع وهو: ما هي القيم التربوية التي تتضمنها آيات المواريث .واعْتَمَدَتِ الدراسةُ على منهجية الاستقراء والتحليل والاستنباط، بالرجوع إلى المصادر المعتمدة من نصوص القرآن الكريم، والتفاسير المختلفة وخاصة ما يهتم منها بالأحكام الفقهية في القرآن، وكتب الحديث النبوي الشريف، والأبحاث الحديثة التي تتناول الموضوع أو موضوعات مشابهة. وتعتمد الدراسة على نظرية أن الأحكام الشرعية لا تخلو من قصد تربوي يظهر في أثناء النصوص التي تفرض تلك الأحكام.عرّفت الدراسة الميراث لغةً واصطلاحًا، وبينّتْ أهميته، واستخلصت مجموعة من القيم التربوية في ميراث الفروع والأصول وميراث الزوجين والإخوة والأخوات لأم وميراث الإخوة والأخوات الأشقاء أو لأب، فتوصَّلت إلى نتائج أهمها: أَنَّ آيات الميراث تتضَمَّنُ قيمًا تربوية هامة، لها آثارها الإيجابية على الفرد والمجتمع، وأنَّ تطبيق هذه المبادئ من شأنه أنْ يرسخ قواعدَ المحبةِ والترابطِ في المجتمعات، وأنَّ تقسيمَ الميراث مبنيٌّ على مبدأ العدل، الذي يعتمد على إيصال الحقوقِ إلى أهلها على قدْرِ مَا يستحق عليهم من تكاليفَ وواجباتٍ.  AbstrakPenelitian ini  mengkaji nilai pedagogis pada ayat tentang waris dalam Al-Quran. Anggapan bahwa ketetapan pembagian waris dalam al-Quran tidak adil dan tidak berprinsip kesetaraan menjadi permasalahan sampai sekarang. Penelitian ini didasarkan pada kajian komprehensif terhadap ketentuan waris dalam Al-Quran, hadis, fikih, dan berbagai penelitian mutakhir yang mengkaji topik ini  dengan berpegang pada prinsip bahwa setiap ketentuan syariah memiliki nilai pedagogis. Penelitian ini menemukan bahwa ayat-ayat waris memiliki unsur pedagogis yang dapat memberikan dampak positif bagi individu dan masyarakat. Pembagian waris berprinsip pada keadilan yang bergantung pada pemenuhan hak yang didasarkan pada beban kewajiban yang dimiliki oleh setiap individu. 
Community-Based Recovery for Sexual Violence Victims: The Case of Hapsari Atikah Rahmi; Hotma Siregar
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.13520

Abstract

Sexual abuse victims experienced physical, psychological, economic and social violence, which lead to trauma. However, there has been no systematic policy to support their recovery. This paper argues for the need for a recovery mechanism system for sexual violence victims, as implemented by Hapsari. This study employs a qualitative approach, with interviews as the means to obtain data. Subjects in this research included women and children in the North Sumatera. This research finds out that community-based recovery has a significant impact on the victims, and is able to empower them to be independent in making a decision and blend with society. As a grassroots organization, Hapsari supports community-based services to reduce violence against women and children, protect victims and gather supports for the sustainability of recovery services. Apart from this, the state should also participate in protecting those people, especially in terms of policy and regulations. AbstrakKorban kekerasan seksual mengalami kekerasan secara fisik, psikologis, ekonomi, dan sosial. Hal itu yang menyebabkan trauma dan mengancam kehidupan mereka. Namun, sampai saat ini belum ada kebijakan yang mendukung proses pemulihan korban kekerasan seksual. Untuk itu,  didirikan organisasi Hapsari yang  mendukung layanan berbasis komunitas untuk menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak, melindungi korban, dan mengumpulkan dukungan untuk keberlangsungan layanan pemulihan korban kekerasan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai teknik pengambilan data. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari perempuan dan anak di Sumatera Utara. Penelitian ini menemukan bahwa upaya pemulihan berbasis komunitas seperti yang dilakukan Hapsari memberikan dampak signifikan terhadap korban dan mampu memberdayakan mereka untuk menjadi mandiri dalam mengambil keputusan dalam berbaur dengan masyarakat. Meskipun demikian  partisipasi negara dalam memberikan perlindungan bagi korban, melalui kebijakan dan peraturan jauh dibutuhkan.
Pre-Marriage Course in Indonesia and Malaysia Jamaluddin Faisal; Ahmad Tholabi Kharlie; Achmad Cholil
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.16188

Abstract

This study aims to compare the regulations of the Pre-Marriage Course and its implementation in Indonesia and Malaysia. Furthermore, this research seeks answers and a meeting point between the theory of maslahah and human rights in looking at the Pre-Marriage Course. This is a qualitative inquiry relying on a comprehensive literature study. The result indicates that the is no contradiction between the Pre-Marriage Course and the notion of mashalah and human rights. However, improvements and adjustment are still needed, which include sufficient infrastructures; professional organization; the commitment of future brides and grooms; as well as adequate financial supports. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk membandingkan aturan Kursus Pra-Nikah dan penerapannya di Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini juga berupaya mencari jawaban dan menemukan titik temu antara teori maslahah dengan Hak Asasi Manusia dalam melihat Kursus Pra-Nikah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menekankan pada kajian literatur secara komprehensif. Dari kajian tersebut,  ditemukan bahwa tidak ada pertentangan antara aturan dan praktik Kursus Pra-Nikah baik dengan teori maslahah maupun Hak Asasi Mansuia. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan disesuaikan yaitu kecukupan infrastruktur, pelaksanaan yang profesional, komitmen dari calon pengantin, dan kecukupan dukungan finansial.
The Implementation of Shari’a in Aceh: Between the Ideal and Factual Achievements Muhammad Amin Suma; Ridwan Nurdin; Irfan Khairul Umam
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.14704

Abstract

Aceh becomes the only region in Indonesia, where Islamic law is formally implemented. This paper aims at discussing the implementation of shari’a in Aceh, to compare between its ideal and factual achievements. Employing a qualitative socio-legal approach, data is obtained from interviews with the chairperson of Ulama’s Consultative Assembly (Majelis Permusyawaratan Ulama), head of Shari’a Office (Dinas Syariah), scholars, and community leaders. Apart from that, an observation was undertaken to record the process of whipping punishment. This study finds out that shari’a implementation in Aceh has been sufficiently supported by shari’a institutions (MPU and Shari’a Office), religious figures, community, and available punishment execution for the violators. However, some aspects need to be improved, especially those that are related to the role of other law enforcers such as police, prosecutors, and judges; and sustainable socialization.  AbstrakAceh menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam secara formal. Penelitian ini  mengkaji penerapan syariah di Aceh dengan membandingkan antara yang ideal sebagaimana diharapkan dan yang faktual. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan sosio-legal, data diperoleh melalui wawancara dengan Majelis Permusyawaratan Ulama, Dinas Syariah, akademisi, dan tokoh masyarakat. Selain itu, observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan hukuman cambuk.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi syariah di Aceh sudah didukung dengan institusi syariah (MPU dan Dinas Syariah), dan tokoh agama, masyarakat. Adanya eksekusi bagi pelanggar hukum menguatkan pelaksanaa syariah di daerah itu. Akan tetapi, ada pula aspek-aspek yang perlu ditingkatkan, yaitu peran penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim, dan juga keberlangsungan sosialisasi kepada masyarakat.
The Relationship Model of Sharia and Financial Authorities Muhammad Maksum
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.16235

Abstract

Political economy and religious policies affect the relationship between sharia and financial authorities. Countries that make Islam as the official religion put Sharia authorities within the scope of the state. Malaysia is one of the countries that put Sharia authorities in the structure of state authority, although it is subject to independency. In the meantime, Indonesia combines the two models of relationship: 1) granting broader independence to sharia authority (the Indonesian Ulema Council) and 2) forming sharia board to deal with sharia finance, among others. The comparison of Indonesian, Malaysian, and the Middle Eastern countries’ system shows that the independence and the effectiveness of sharia economic fatwa application are found to attract each other. This, in turn, influences the supervision of Islamic financial institutions.  AbstrakPolitik ekonomi dan kebijakan agama memengaruhi hubungan antara otoritas syariah dan otoritas keuangan. Negara yang menjadikan Islam sebagai agama resmi menempatkan otoritas syariah dalam ruang lingkup negara. Malaysia adalah salah satu negara yang menempatkan otoritas Syariah dalam struktur otoritas negara, meskipun tetap independen. Sementara itu, Indonesia menggabungkan dua model hubungan: 1) memberikan independensi yang lebih luas kepada otoritas syariah (Majelis Ulama Indonesia) dan 2) membentuk dewan syariah untuk menangani hal yang berkaitan dengan keuangan syariah. Perbandingan sistem Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Timur Tengah menunjukkan bahwa independensi dan efektivitas penerapan fatwa ekonomi syariah terbukti saling berhubungan satu sama lain. Ini, pada gilirannya, memengaruhi pengawasan lembaga keuangan Islam.
دراسة فتوى مجلس العلماء الإندونيسي عن التحصين والتطعيم: تحليل ومناقشة Husni Mubarrak
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.13343

Abstract

يتناول هذا البحث مناقشة الفتوى الذي أصدره مجلس العلماء الإندونيسي عن التحصين والتطعيم لكل من السنة 2016 و 2018 كموضوع البحث. يكون هذا البحث بحثا كيفيا، باستخدام دراسات مكتبية استقراء تحليليا كمنهج البحث، يحاول البحث إحضار المناقشة عن مضمون ومحتويات الفتوى مع التحليل عن مدى صحة وإباحة التحصين والتطعيم، ولا سيما التطعيم الممتزج والمختلط بالمواد المحرمة بدعوى الضرورة، إلى غيرها من مدى صلاحية استخدام دليل الضرورة الشرعية لإباحة التطعيم (MR Vaccination) في غياب البدائل الشرعية المناسبة. تدل نتيجة البحث على أنه من قضايا الفقه المعاصر، وأن استخدام دليل الضرورة في قضية إباحة التطعيم (MR Vaccination) ما زال قابلا للنقاش ومحتاجا إلى أدلة مؤيدة أخرى لأجل تحقيق المصلحة المرجوة.  AbstrakArtikel ini mendiskusikan secara kualitatif fatwa tentang imunisasi dan vaksinasi yang diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), masing-masing tahun 2016 dan 2018 sebagai data primer kajian. Perdebatan tidak hanya terbatas tentang sejauh mana kehalalan dan kebolehan imunisasi dan vaksinasi, terutama Vaksinasi MR yang mengandung zat haram dengan alasan kebutuhan yang dibenarkan secara syariat, artikel ini juga mendiskusikan pandangan hukum tentang sejauh mana kelayakan penggunaan hujjah atau dalil “darurat” yang dibolehkan syariat itu dipakai, selagi belum ditemukan vaksin halal guna menghadapi suatu penyakit yang belum tentu dan atau belum pasti terjadi. Dengan menjadikan content fatwa sebagai pisau analisis, artikel ini berkesimpulan bahwa fatwa tentang Vaksinasi MR ini yang termasuk ke dalam persoalan fikih kontemporer, yang sekalipun penggunaan hujjah atau dalil “darurat” dibolehkan syariat, namun tetap masih terbuka untuk diperdebatkan, sehingga tetap membutuhkan dalil pendukung lain guna menguatkan alasan mewujudkan kemaslahatan yang diharapkan di masa mendatang.
Mediation in the Religious Courts of Indonesia Karmawan Karmawan
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.13249

Abstract

This study discusses mediation in civil law cases in the Indonesian Religious Courts as a mean to solve the court congestion problem. This is a normative legal study and aims at analyzing the implementation of Supreme Court Regulation No. 1 of 2016 in the Religious Courts. In practice, agreements resulted from mediation will be ratified by a mediator and have similar legal consequences as judges’ decisions. This, in turn, helps the court reducing the number of cases brought before the court. This study argues that the success of mediation relies on mediators’ professionalism and legal culture in society. The success is also shown by the number of agreements issued as the result of mediation. AbstrakKajian ini membahas efektifitas mediasi dalam kasus perdata di Pengadilan Agama di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan studi hukum normatif, artikel ini bertujuan untuk menganalisis implementasi PERMA No. 1/ 2006 tentang Mediasi di Pengadilan Agama. Mediasi diyakini dapat menjadi solusi untuk mengurangi jumlah kasus yang dibawa ke pengadilan, karena dengan mediasi berbagai sengketa hukum dapat diselesaikan tanpa litigasi. Kesepakatan yang dihasilkan dalam proses mediasi akan dicatat oleh mediator dan memiliki konsekuensi hukum yang sama dengan putusan hakim. Kajian ini menyimpulkan bahwa lembaga peradilan di Indonesia perlu berupaya secara serius untuk mengoptimalkan mediasi dan memberikan keadilan melalui mediasi.
Religious, Economic, and Political Shifting in Inheritance System of Suku Anak Dalam Dian Mustika; Wenny Dastina
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v20i1.13568

Abstract

Suku Anak Dalam is known as an isolated community in Jambi adhering to animism and dynamism. However, in the last few decades, some of Suku Anak Dalam people have converted to Islam. This article examines the changes in the inheritance system, and factors influencing them. This study uses qualitative analysis with a socio-legal perspective. Data was collected through interviews, observation, and documentation. The result reveals that, in practice, the use of customary inheritance law seems to be more dominant than Islamic inheritance law. Furthermore, the shifting in the inheritance system could be seen in the inheritance distribution methods and inheritance classification. These changes are influenced by the religious conversion, social interaction with incomers and their migrations to other regions. AbstrakSuku Anak Dalam dikenal sebagai kelompok masyarakat terasing di Jambi. Mereka  menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Suku Anak Dalam telah melakukan konversi agama menjadi Islam. Artikel ini mengkaji tentang bentuk pergeseran sistem kewarisan ini serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dalam perspektif normatif-sosiologis. Sementara itu, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam praktiknya, berlaku dualisme hukum, yaitu hukum waris Islam dan hukum waris adat. Namun, penggunaan hukum waris adat terlihat lebih dominan dibandingkan hukum waris Islam. Selanjutnya, pergeseran sistem kewarisan, di antaranya terlihat pada proses pewarisan hingga perubahan bentuk dan penggolongan harta waris. Terjadinya pergeseran nilai ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: konversi agama, interaksi sosial dengan pendatang, dan migrasi ke wilayah lain.

Page 1 of 1 | Total Record : 8